
Keberadaan Freemasonry di Indonesia
Oleh: Ust. Achmad Rofi'i, Lc.M.Mpd.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allah سبحانه وتعالى,
Dalam pertemuan yang lalu, kita telah membahas tentang sepak terjang Freemasonry Yahudi secara umum di dunia, maka kali ini kita akan memperdalam kajian tersebut dengan membahas tentang Keberadaan Freemasonry di Indonesia.
Oleh karena kita ini adalah ummat Islam yang tinggal di Indonesia, maka
hendaknya kita perlu mengetahui apa yang terjadi di negara kita ini
berkaitan dengan Freemasonry Yahudi dan penyebaran ideologinya
yang ternyata keberadaannya adalah sudah sejak lama di Indonesia;
sehingga dengan demikian kita bisa melindungi ‘aqiidah baik diri sendiri maupun anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa dan juga kaum Muslimin pada umumnya.
Kita akan memulai kajian ini dengan suatu pertanyaan: “Benarkah Freemasonry Yahudi ada di Indonesia?”
Jawabannya haruslah jawaban dengan melampirkan fakta-fakta sejarah, sehingga tidak bisa dipungkiri lagi tentang keberadaan Freemasonry Yahudi tersebut.
Namun demikian, hendaknya dengan semakin
mengetahui hal ini maka semoga dapat menjadi penebal Iman kepada Allah
سبحانه وتعالى, dan menjadikan kita semakin waspada dengan keberadaan Freemasonry Yahudi tersebut yang sesungguhnya mengancam ‘aqiidah kaum Muslimin di Indonesia, khususnya Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah.
Ingatlah akan firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqarah 2:120 berikut :
وَلَنْ
تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ
مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗوَلَئِنِ
اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا
لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Artinya:
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya
jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”
Hendaknya kaum Muslimin (khususnya di
Indonesia) mencamkan peringatan Allah سبحانه وتعالى tersebut, dan lalu
menajamkan pandangan dan hati nuraninya. Melalui serangkaian fakta-fakta
yang berasal dari buku-buku literatur sejarah, maupun video yang insya Allah akan kita bahas ini, dapatlah diketahui betapa Freemasonry
dan penyebaran ideologi Yahudi erat kaitannya dengan sejarah bangsa
Indonesia, bahkan simbol-simbol mereka pun dapat ditemui bertebaran baik
dalam bentuk bangunan atau gedung-gedung hingga rancangan tata kota
yang tidak mungkin kita bisa merombaknya kecuali dengan kekuasaan Allah
سبحانه وتعالى.
Janganlah kaum Muslimin di Indonesia
terlena dan merasa tenang dengan jumlahnya yang mayoritas, tetapi
perhatikan adakah Islam dan Syari’at Islam yang mewarnai tatanan
kehidupan keseharian dirinya ataukah justru ideologi Freemasonry Yahudi yang mewarnainya?
Diantara literatur yang bisa membantu untuk membuktikan keberadaan Freemasonry (– yang dalam bahasa Belanda disebut: Vrijmetselaarij –) di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:
-
“Vrijmet selaarij: Geschiedenis, Maats chapelijke Beteekenis en Doel” (Freemason: Sejarah, Arti untuk Masyarakat dan Tujuannya) yang ditulis oleh Dr. Dirk de Visser Smith pada tahun 1931.
-
“Geschiedenis der Vrymet selary in de Oostelijke en Zuidelijke Deelen” (Sejarah Freemason di Timur dan Selatan Bumi) yang ditulis oleh J. Hagemen J.Cz. pada tahun 1886.
-
“Geschiedenis van de Orde der Vrijmetselaren In Nederland Onderhoorige Kolonien en Londen” (Sejarah Orde Freemason di Nederland di Bawah Kolonialisme) yang ditulis oleh H. Maarschalk pada tahun 1872.
-
“Gedenkboek van de Vrijmet selaaren In Nederlandsche Oost Indie 1767-1917” (Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917), yang diterbitkan secara resmi pada tahun 1917 oleh tiga loge besar yaitu: Loge de Ster in het Oosten (Batavia), Loge La Constante et Fidele (Semarang), dan Loge de Vriendschap (Surabaya).
-
“Indisch Macconiek Tijdschrift” (Majalah Freemason Hindia), sebuah majalah resmi milik Freemason Hindia Belanda yang terbit di Semarang pada 1895 sampai awal tahun 1940-an.
-
“Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indie en Indonesie 1764- 1962” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764- 1962) ditulis pada tahun 1994 oleh Dr. Th. Stevens, seorang peneliti yang juga anggota Freemason. Buku ini telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia pada tahun 2004. (Silakan baca PDF buku ini di sini

Literatur-literatur yang mengungkap
tentang keberadaan Freemasonry Yahudi di Indonesia sejak zaman
penjajahan Belanda tersebut, sampai sekarang masih tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Bahkan “Buku Kenang-kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917”
memuat secara lengkap operasional, para tokoh, dokumentasi foto, dan
aktivitas loji-loji yang berada langsung di bawah pengawasan Freemason di Belanda. Buku setebal 700 halaman yang ditulis oleh Tim Komite Sejarah Freemason ini adalah bukti tak terbantahkan tentang keberadaan jaringan mereka di seluruh Nusantara.
Theosofi adalah bagian dari jaringan Freemason yang bergerak dalam kebatinan. Aktivis Theosofi pada masa lalu, juga adalah aktivis Freemason. Cita-cita Theosofi sejalan dengan Freemason.
Lalu apakah misi Freemasonry tersebut?
Dalam buku “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962”, karya Dr. Th. Steven dijelaskan misi organisasi yang memiliki simbol Bintang Daud ini yaitu :
“Setiap insan Mason Bebas
mengemban tugas, dimana pun dia berada dan bekerja, untuk memajukan
segala sesuatu yang mempersatukan dan menghapus pemisah antar manusia.”
Jadi, misi Freemason adalah “menghapus pemisah antar manusia!”. Salah satu yang dianggap sebagai pemisah antar manusia adalah ‘agama’.
Maka, jangan heran, jika banyak manusia berteriak lantang: ”Semua agama adalah sama”. Atau, ”Semua agama adalah benar, karena merupakan jalan yang sama-sama sah untuk menuju tuhan yang satu.” (– Sementara “tuhan yang satu” yang dimaksud mereka itu bukanlah Allah سبحانه وتعالى, melainkan Lucifer / Setan –)
Paham yang dikembangkan Freemason adalah humanisme sekular. Semboyannya: Liberty (kemerdekaan), Egality (hak asasi), Fraternity (persaudaraan).
Perhatikan struktur organisasi Freemasonry pada piramida dibawah ini, dimana lapis pertama dari piramida tersebut adalah menciptakan “Secular Humanism”. Dengan kata lain Freemasonry Yahudi berada dibalik penyebaran ajaran sekulerisme (– yaitu: memisahkan antara agama dengan pemerintahan, atau dengan kata lain adalah menjadikan suatu negara tidak berhukum dengan hukum Allah سبحانه وتعالى –) yang merupakan bagian dari ideologi mereka, dengan tujuan agar manusia melepaskan diri dari dien/agamanya dan pada akhirnya menjadi seorang yang Atheis sebagaimana yang mereka putuskan dalam Konggres Freemasonry Internasional yang diadakan di Paris, Perancis pada tahun 1900 M, yaitu bahwa: “Tujuan (target) Freemasonry adalah mendirikan Republik Anti Agama secara internasional.”

Hal ini telah dijelaskan oleh Syaikh Dr. Gholib bin Ali Al ‘Awaaji dalam Kitabnya yang berjudul “Madzaahib Fikriyyah Mu’ashiroh Tantashibu illa Al Islaam” (Paham-paham Pemikiran Kontemporer Yang Mengatasnamakan Islam). Silakan baca kembali bahasan tentang hal tersebut dalam transkrip ceramah berjudul “Mengapa Gerakan Freemasonry Tersebar”, atau klik di sini.
Kajian kita kali ini akan dibagi menjadi 3 bagian yakni:
- Bangunan dan Peninggalan Freemasonry di Indonesia
- Kaitan Freemasonry dengan sejarah Republik Indonesia
- Tokoh-Tokoh Freemasonry Indonesia
I. BANGUNAN dan PENINGGALAN FREEMASONRY DI INDONESIA
I.1. LOJI / LOGE
Loji (Loge) adalah tempat ibadah para pengikut Freemasonry, dimana mereka berkumpul untuk melakukan pemujaan kepada “yang maha terang” (– yakni: Lucifer / Setan –), yang dalam ritualnya anggota Freemason tersebut akan melantunkan nyanyian kerohanian dan upacara pemanggilan arwah orang mati.
Loji yang pertama kali dibangun adalah di Batavia oleh (seorang Belanda) Albertus van der Parra (1761-1775). Loji itu diberi nama “La Choisie (Terpilih)” atas prakarsa Joan Cornelis Radermacher.
Sedangkan loji yang paling terkenal di Indonesia adalah Adhuc Stat alias Loji Bintang Timur di Menteng, Jakarta Pusat (sekarang adalah Gedung BAPPENAS). Dulu, gedung ini dikenal masyarakat luas sebagai “Gedung Setan”, karena sering dipakai sebagai tempat pemanggilan arwah orang mati oleh para anggota Mason.
Jadi keberadaan Freemasonry Yahudi di Indonesia adalah sudah sejak zaman penjajahan Belanda. Bahkan logo VOC sendiri adalah berkaitan dengan simbol Hexagram Bintang Daud, yang merupakan simbol organisasi Yahudi Freemasonry tersebut.
Berdasarkan literatur yang ada, hingga tahun 1926 M saja, sentra-entra Freemasonry tersebut berjumlah tidak kurang dari 22 loji yang bertebaran di berbagai tempat di Nusantara, antara lain yaitu:
- Loge La Choisie di Batavia (1764-1766)
- Loge La Fidele Sincerite di Batavia (1767)
- Loge La Virtuese (1769)
- Loge La Constante et Fidele di Semarang (1801)
- Loge De Vriendschap di Surabaya (1809)
- Loge De Ster in Het Oosten (Loji Bintang Timur) di Batavia (1837)
- Loge Matahari di Padang (1858)
- Loge Princes Frederik der Nederlanden di Rembang (1871)
- Loge L. Union Frederic Royal di Surakarta (1872)
- Loge Prins Frederik di Kota Raja – Banda Aceh (1880)
- Loge Veritas di Probolinggo
- Loge Arbeid Adelt di Makassar (1888)
- Loge Excelsior di Bogor (1891)
- Loge Tidar di Magelang (1891)
- Loge St. Jan di Bandung (1896)
- Loge Fraternitas di Salatiga (1896)
- Loge Humanitas di Tegal (1898)
- Loge Malang (1901)
- Loge Blitar (1906)
- Loge Kediri (1918)
- Loge Het Zuinderkruis (Rasi Pari) di Batavia (1918)
- Loge De Broerderketen (Segitiga) di Jember (1926)
Dan jumlahnya terus bertambah hingga tahun 1962, dimana pada tahun tersebut Freemasonry dinyatakan terlarang di Indonesia.
Adapun loji-loji berdasarkan urutan nomor dari Freemasonry Belanda ketika mereka menancapkan pondasinya di Indonesia adalah sebagai berikut:
-
Loge nummer 31 : La Constante et Fidèle, Semarang, Nederlands Oost-Indië (pada tanggal 31-11-1960 berubah menjadi cabang Loge Agung Indonesia)
-
Loge nummer 46 : Mata Hari, Padang, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi pada tanggal 17-03-1943 dikarenakan pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 53 : Mataram, Djokjakarta, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 55 : l’Union Frédéric Royal, Soerakarta, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 61 : Prins Frederik, Kota Radja, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi selama pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 65 : Arbeid Adelt, Makassar, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 70 : Deli, Medan, Nederlands Oost-Indië (ditutup pada tahun 1960 karena pemerintah Indonesia melarang Freemasonry)
-
Loge nummer 82 : Tidar, Magelang, Nederlands Oost-Indië (ditutup pada tahun 1960 karena pemerintah Indonesia melarang Freemasonry)
-
Loge nummer 83 : Fraternitas, Salatiga, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 84 : Sint Jan, Bandung, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 87 : Humanitas, Tegal, Nederlands Oost-Indië (tidak beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 89 : Malang, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 92 : Blitar, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 109 : De Dageraad, Kediri, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 110 : Het Zuiderkruis, Mr. Cornelis / Batavia, Nederlands Oost-Indië (in ruste gagaan in 1955)
-
Loge nummer 111 : De Broederketen, Batavia, Nederlands Oost-Indië (in ruste gegaan in 1948)
-
Loge nummer 129 : De Driehoek, Djember, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 149 : Palembang, Nederlands Oost-Indië (ditutup pada 1958)
-
Loge nummer 151 : De Hoeksteen, Soekaboemi, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 153 : Serajoedal, Poerwokerto, Nederlands Oost-Indië (berhenti beroperasi sejak pendudukan Jepang)
-
Loge nummer 165 : De Witte Roos, Batavia, Nederlands Oost-Indië (ditutup pada tanggal 14-01-1958)
-
Loge nummer 182 : Purwa Daksina, Batavia, Nederlands Oost-Indië, (pada tahun 1955 di resmikan sebagai Freemasonry cabang Indonesia sampai tahun 1962, karena Freemasonrydinyatakan terlarang di Indonesia)
-
Loge nummer 183 : Dharma, Bandoeng, Nederlands Oost-Indië, (pada tahun 1955 diresmikan sebagai Freemasonry cabang Indonesia sampai tahun 1962, karena Freemasonrydinyatakan terlarang di Indonesia)
-
Loge nummer 192 : Bhakti, Semarang, Nederlands Oost-Indië (pada tahun 1955 diresmikan sebagai Freemasonry cabang Indonesia sampai tahun 1962, karena Freemasonrydinyatakan terlarang di Indonesia)
-
Loge nummer 193 : Pamitran, Soerabaja, Nederlands Oost-Indië (pada tahun 1955 diresmikan sebagai Freemasonry cabang Indonesia sampai tahun 1962, karena Freemasonrydinyatakan terlarang di Indonesia)
Berikut ini adalah berbagai foto yang merupakan bukti keberadaan Loji-Loji tersebut:
Loji-Loji di Batavia (Jakarta) :
Loji di Bandung:
Loji di Surabaya :
Loge de Vriendschap di Tunjungan, Surabaya.
Loji di Bogor :
Loge Excelsior di Bogor
Loji di Semarang :
Loji di Magelang :
Loji di Mataram (Jogjakarta) :
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Loji di Makasar :
Loji di Palembang :
Loji di Kuta Raja, Banda Aceh :
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Loji di Padang :
Loji di Medan :
Perhatikan betapa simbol-simbol Freemasonry seperti bintang lima (pentagram), bintang enam (hexagram)
yang disebut Bintang Daud, simbol jangka kompas terdapat pada
gedung-gedung tersebut, juga ciri khas bangunannya yang berbentuk
pilar-pilar Jachin & Boaz.(sumber foto:indocropcircles.wordpress.com, akhirzaman.info)
Kemudian disamping membangun loji-loji, Freemasonry
juga berusaha menyebarkan ideologi mereka serta berusaha menguasai
perpolitikan Indonesia dengan cara memberikan bantuan keuangan bagi
mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang berbakat. Dibangunlah berbagai
sekolah dan perpustakaan yang tersebar hampir di seluruh Nusantara.
Berikut ini adalah lokasi-lokasi dan waktu berdirinya sekolah-sekolah
bentukan Freemasonry tersebut, yaitu:
- Pada tahun 1875, di Semarang
- Pada tahun 1879 di Batavia
- Pada tahun 1885 di Yogyakarta, dua sekolah
- Pada tahun 1887 di Surakarta dan Magelang
- Pada tahun 1888 di Buitenzorg (Bogor)
- Pada tahun 1889 di Padang dan Probolinggo
- Pada tahun 1892 di Semarang, sekolah kedua
- Pada tahun 1897 di tegal
- Pada tahun 1898 di Bandung dan Manado
- Pada tahun 1899 di Aceh
- Pada tahun 1900 di Malang
- Pada tahun 1903 di Malang, sekolah kedua
- Pada tahun 1905 di Bandung, sekolah kedua
- Pada tahun 1907 di Blitar
- Pada tahun 1908 di Surabaya
- Pada tahun 1900 di Padang, Magelang (sekolah kedua) dan Medan, Makasar, Kediri
- Pada tahun 1926 di Malang, sekolah ketiga
Sehubungan dengan perpustakaan, maka di Semarang pada tahun 1875 oleh Freemasonry dibuka sebuah perpustakaan yang disebut “De Verlichting” yang pada tahun 1917 ditempatkan sebagai Perpustakaan Pusat dan Ruang Baca Umum.
Jenis perpustakaan itu dengan
berjalannya waktu, muncul hampir bersamaan dengan pembangunan Loji,
dimana pada tahun 1877 didirikan pula sebuah perpustakaan di Padang dan
kemudian berikutnya:
- Pada tahun 1878 di Yogya
- Pada tahun 1879 di Surabaya
- Pada tahun 1882 di Salatiga
- Pada tahun 1889 di Probolinggo
- Pada tahun 1890 di Buitenzorg (Bogor)
- Pada tahun 1891 di Bandung
- Pada tahun 1892 di Menado
- Pada tahun 1895 di Manado
- Pada tahun 1897 di Tegal
- Pada tahun 1899 di Medan
- Pada tahun 1902 di Ambon
- Pada tahun 1902 di Malang
- Pada tahun 1908 di Magelang
- Pada tahun 1907 di Blitar
I.2. TUGU / OBELISK
Obelisk adalah monumen batu monolitik berasal dari kebudayaan paganisme
Mesir Kuno, merupakan simbol nyala api yang mengarah ke atas sebagai
pemujaan terhadap Dewa Matahari (Helios / Ra Goddes). Matahari merupakan
tuhan tertinggi kaum pagan. Berikut ini adalah Obelisk yang dibangun
oleh Fir’aun Ramses II.
Berbagai Obelisk ternyata tersebar di Indonesia, mulai dari Tugu Monas Jakarta, Tugu Pahlawan Surabaya, Tugu Muda Semarang, dan Tugu Jogja.
Tugu Jogja adalah simbol kota Yogyakarta. Dibangun oleh Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengkubuwono I), pendiri Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, untuk memperingati perjuangan bersama-sama rakyat dalam melawan penjajah.
Semboyan yang diusung Pangeran Mangkubumi dalam rangka simbol perlawanan rakyat melawan Pemerintahan Hindia Belanda adalah “Golong Gilig” artinya: Bersatu padunya rakyat dalam melaksanakan perjuangannya.
Simbol ini aslinya digambarkan dengan tiang silinder (gilig) dan sebuah bola (golong).
Bentuk asli ini tidak dapat dilihat lagi karena gempa menghancurkan tugu tersebut di tahun 1867.
Tahun 1889 renovasi dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda (pada masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwono VII) dengan merubah beberapa aspek penting (sehingga bentuk dari Tugu Jogja menjadi yang kita lihat sekarang ini) antara lain dengan menambah simbol Bintang Daud pada tugu tersebut.
Sultan Hamengkubuwono VIII (penerus Sultan Hamengkubuwono VII) disinyalir adalah salah satu anggota dari Freemason.
Tugu Jogja (1889 – sekarang)
I.3. KAWASAN MENTENG dan SIMBOL BAPHOMET
Baphomet adalah Dewa Romawi Kuno, yang menjadi lambang pemujaan setan.
Daniel T. Lewis yang mempelajari tentang simbol-simbol sihir (Occultic Symbolism) menjelaskan dalam situsnya lewisdt.com tentang figur Baphomet ini sebagai berikut:
“….Hermes adalah analog
dengan (dewa) Mercurius dari Romawi (bintang pagi lainnya). Menurut
mitologi, Hermes tergoda Venus dengan bantuan Zeus. Ia
melahirkan seorang putra bernama Hermaphroditos. Pan juga dianggap
sebagai putra Hermes. Hermaphroditos adalah keturunan biseksual
dari utusan dewa Hermes (Mercury) dan Aphrodite (Venus), dewi
cinta. Jadi Hermaphroditos diidentifikasikan dengan Baphomet, Ying-Yang, dan kambing Mendez.”
Baphomet merupakan simbol yang banyak digunakan oleh Freemasonry.
Perhatikan bahwa ternyata kawasan distrik Menteng didesain membentuk Kepala BAPHOMET. Di kawasan Menteng itu lah terdapat Loji Bintang Timur (Adhuc Stat) yang sekarang menjadi Gedung Bappenas.
I.4. MUSEUM FATAHILLAH
Gedung Gubernur Jenderal Batavia / Stadhuis of Batavia, yang kini dikenal sebagaiMuseum Fatahillah, dibangun pada tahun 1707 M.
Di taman belakang Museum Fatahillah (berhadapan dengan Meriam Jaguar dan penjara bawah tanah) terdapat Patung Hermes yang membawa Caduceus / Staff of Hermes (tongkat Hermes), yang sesungguhnya itu merupakan simbol okultis yang banyak digunakan oleh Freemasonry.
Patung Hermes membawa Caduceus di Museum Fatahillah, Jakarta
Perhatikan bahwa simbol Caduceus (dua ekor ular melilit batang tongkat yang bersayap di ujungnya) itu merupakan gambaran dari organ seksual figur Baphomet berikut:
Freemasonry memang organisasi rahasia Yahudi yang banyak sekali menggunakan simbol-simbol okultisme/sihir.
Dalam kajian lalu telah kita bahas sebagian diantara sekian banyak
simbol-simbol mereka (silakan baca kembali ceramah tentang “Simbol dan Program Internasional Freemasonry” yang pernah dimuat pada Blog ini, atau klik di sini)
Ternyata patung Hermes dengan Caduceus-nya pun mempunyai suatu makna yang bila ditelusuri adalah berasal dari paganisme Mesir.
Dalam situs www. avatarpoint.com dijelaskan tentang arti dari Caduceus menurut Madame Helena Blavatsky (pendiri kelompok Theosofi, suatu kelompok yang merupakan kepanjangan tangan dari organisasi Freemasonry dan Zionis Yahudi) sebagai berikut:
“Blavatsky stated that the Serpents
were ever the emblems of wisdom and prudence is again shown by the
caduceus of Mercury. The two serpents, entwined around the rod, are
phallic symbols of Jupiter and other gods who transformed themselves
into snakes for purposes of seducing goddesses. The serpent has ever
been the symbol of the adept, and of his powers of immortality and
divine knowledge. It shows the dual power of the Secret Wisdom: the
black and the white magic. Caduceus of Thoth.”
Artinya:
“Blavatsky menyatakan bahwa
Ular perlambang kebijaksanaan dan kehati-hatian itu lagi-lagi
ditunjukkan dalam Caduceus dewa Merkurius. Kedua ular, yang melilit batang tongkatnya, merupakan
simbol phallus dari Jupiter dan para dewa dimana mereka mengubah
diri mereka menjadi ular untuk tujuan merayu para dewi. Ular pernah menjadi simbol ketrampilan/
kecakapan, dengan kekuasaannya terhadap pengetahuan yang
istimewa terhadap kehidupan yang abadi. Ini menunjukkan kekuatan ganda dari Rahasia Sihir Hitam dan Putih.Caduceus dewa Thoth.”

The Ibis headed Thoth carries a Caduceus
Kemudian dalam situs lain tentang “History of Alchemy” (Sejarah Alkimia), dijelaskan bahwadewa Thoth yang tergambar pada hieroglyph diatas, dikenal pula antara lain sebagai dewa Hermes dalam paganisme Mesir atau dewa Merkurius dalam paganisme Yunani. Dalam situs tersebut tertulis sebagai berikut :
“Thoth, god of thought and messenger
of the gods, was such powerful force in human history that he became
associated with a number of different personages down through the ages….
According to the secret dogma of Freemasonry, the sacred name “Hiram
Ibif” refers to the first Hermes (“Hermes Ibis,” or the
ibisheaded Thoth), who, according to the Masonic tradition, arrived “in
the year of the world 2670… Thoth became known as “Hermes” to the Greeks
and “Mercury” to the Romans, and some of the characteristics attributed
to these versions are of special interest in alchemy. Occasionally he
is pictured as a newborn babe, and was sometimes regarded as the god
of fertility and rebirth. Just as Thoth was associated with the
sacred number eight, the sacred number four was assigned to Hermes,
suggesting he was perhaps a more physical incarnation. Nonetheless, as
the messenger of the gods, Hermes is endowed with extreme mobility. He
wears winged boots and carries a caduceus, which is a winged wand
entwined by two serpents.”
Artinya:
“Thoth, sang dewa pembawa pesan
(antara para dewa dan manusia), adalah sosok yang luar biasa dalam
sejarah manusia sehingga ia dikaitkan dengan banyak figur berabad-abad
lamanya…. Menurut dogma rahasia Freemasonry, nama “Hiram Ibif” adalah mengacu pada dewa Hermes yang muncul sebagai sosoknya yang pertama kali (yaitu sebagai “Hermes Ibis,” atau Thoth berkepala burung Ibis), yang, menurut tradisi Masonik, akan tiba ketika dunia ini berumur 2670 tahun…. Thoth dikenal pula sebagai dewa Hermes dalam mitologi Yunani dan sebagai dewa Merkurius dalam mitologi Romawi,
dan beberapa karakteristiknya dikaitkan dengan versi ini adalah
memiliki kaitan khusus dengan Alkimia. Kadang-kadang ia digambarkan
sebagai bayi yang baru lahir, dan kadang-kadang ia dianggap sebagai dewa
kesuburan dan kelahiran kembali. Sama seperti dewa Thoth dikaitkan
dengan angka keramat delapan, maka nomor keramat empat adalah
untuk dewa Hermes, menunjukkan bahwa ia mungkin ber-reinkarnasi secara
fisik. Meskipun demikian, sebagai dewa pembawa pesan, Hermes
memiliki kemampuan berpindah tempat yang luar biasa. Dia memakai
sepatu bersayap dan membawa Caduceus, yang merupakan tongkat
bersayap dililit oleh dua ekor ular.” (sumber: bchq33.wordpress.com )
Keberadaan patung Hermes di bagian taman dalam Museum Fatahillah Jakarta itu merupakan pemberian dari keluarga Yahudi Ernst Stolz, sebagai tanda terimakasihnya kepada pemerintah Batavia atas kesempatan yang diperolehnya untuk berdagang di Hindia Belanda.
Patung Hermes itu semula terletak diatas
jembatan perempatan Harmoni. Sampai dengan tahun 1999 patung tersebut
masih tetap berdiri di atas jembatan Harmoni, namun pada tahun itu
sempat dikabarkan lenyap dicuri orang. Dinas Kepariwisataan DKI Jakarta
menemukannya, lalu agar keberadaannya aman, maka patung Hermes
yang asli dipindahkan ke lokasi Museum Fatahillah di dekat Stasiun Beos
Kota, Jakarta. Sedangkan di atas jembatan Harmoni dibuatkan replikanya.
I.5. MUSEUM TAMAN PRASASTI – TANAH ABANG
Museum Taman Prasasti semula adalah Kerkhof Laan (Tempat Pemakaman Umum Kebon Jahe Kober) yang dibangun pada tahun 1795, didalamnya terdapat makam orang Belanda Yahudi Freemasonry.
Sebelum kita melihat fakta berupa foto-foto dari apa yang menjadi peninggalan Freemasonry Yahudi di Museum Taman Prasasti ini, maka perlu kiranya dijelaskan beberapa informasi tambahan tentang simbol-simbol okultis/sihir Freemasonry yang belum sempat kita bahas dalam kajian yang lalu, namun simbol-simbol ini pun juga banyak digunakan oleh mereka.
A) Simbol ARM dan HAMMER (TANGAN dan PALU
Sebagaimana tertera dalam struktur organisasi Freemasonry yang berbentuk piramida (yang telah kita bahas diawal kajian diatas) bahwa Freemasonry mula-mula akan menciptakan Secular Humanism, lalu naik beberapa tingkat/level keatas adalah Freemasonry hendak menciptakan Communism (Komunisme). Jadi komunisme itu erat kaitannya dengan Freemasonry Yahudi. Nah, hal ini perlu disadari oleh kaum Muslimin, agar mereka senantiasa waspada terhadap upaya-upaya Freemasonry Yahudi tersebut.
Hal ini ditegaskan pula dalam suatu situs Barat oleh John Daniel (seorang peneliti tentang Konspirasi) dalam bukunya yang menarik yang berjudul “Scarlet and the Beast” (Si baju Merah dan sang Binatang), yang diterbitkan pada tahun 1994. Dijelaskan sebagai berikut:
“The conspiracy researcher John
Daniel illustrates the communist connection with Freemasonry. The most
prominent emblem of universal Freemasonry is the square and compass with
the letter “G” inside the internal triangle. Daniel notes that this
represents the tools used by the Lodge’s Great Architect (false God) to
create the heavens and the earth. In reality, the letter “G” represents
Gnosticism, the core doctrine of Masonry, and the Generative process
(sex act). Masonry is, as Daniel notes, a sex cult.
However, English Freemasonry (the
United Lodge of Britain) substitutes a human arm wielding a hammer in
place of the “G.” This arm and hammer represents the Mason as the
Builder, as “man at work” creating the heavens and the earth. Thus, man
becomes God. The arm and hammer is of socialist/communist origins. The
same symbol is found on a bestselling brand of baking soda. Noted
communist financier and oil corporation CEO Armand Hammer was given his
name in honor of the communist movement. Note, too, that the arm and
hammer symbol inside the square and compass is configured as a “G.”
Finally, we come to the modified
square and compass of French Freemasonry and its Grand Orient Lodge.
This Lodge and its membership are decidedly anti-Christian and are
markedly pro-communist. In 1877, the Grand Orient Lodge declared, “There
is no God but humanity.” Embracing Reason as their God, they replaced
the “G” with the now-familiar communist symbol of the hammer and sickle.
This represents collective common man, the proletariat.
John Daniel points out that the
French Lodge’s substituted symbol inside the typical square and compass
forms the letter “G” backward, “which is symbolic of the negation of
God.” It was Albert Pike who wrote, in “Morals and Dogma”, that there is no real person or entity named “Satan.” Pike claimed that Satan is simply a Force, the negation of God.”

(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Artinya:
“Seorang peneliti Konspirasi bernama
John Daniel menggambarkan hubungan yang erat antara Komunis dengan
Freemasonry. Lambang yang paling menonjol dari Freemasonry secara global
adalah simbol Jangka dan Kompas dengan huruf “G” dibagian dalam
segitiganya. Daniel mencatat bahwa simbol itu merepresentasikan alat
yang digunakan oleh sang Arsitek Agung Loji (yakni Tuhan yang palsu)
untuk menciptakan langit dan bumi. Pada kenyataannya, huruf “G”
mewakili Gnostisisme, doktrin inti dari Masonry, dan proses generatif
(hubungan seksual). Masonry, sebagaimana yang dicatat oleh Daniel adalah
sebuah sekte (yang banyak berkaitan dengan) seks.
Namun, Freemasonry cabang Inggris
(LogeSerikat Inggris) mengganti huruf “G” tersebut dengan lengan
manusia memegang palu. Simbol lengan dan palu ini mewakili Mason
sebagai Pembangun/Pencipta, sebagai “manusia yang sedang bekerja”
menciptakan langit dan bumi. Dengan demikian, manusia menjadi Tuhan.
Simbol lengan dan palu itu adalah asal-usul dari Sosialis/Komunis.
Simbol yang sama juga ditemukan pada merek terlaris dari baking soda.
Tercatat bahwa piminan (CEO) perusahaan minyak yang merupakan pemodal
Komunis diberi nama Armand Hammer untuk menghormati gerakan Komunis-nya.
Perhatikan juga, bahwa simbol lengan dan palu di dalam Jangka dan
Kompas dikonfigurasikan membentuk huruf “G.”
Akhirnya, kita
sampai pada modifikasi simbol Jangka dan Kompas itu oleh Freemasonry
cabang Perancis dengan Loge ‘Grand Orient’-nya. Loge ini dan
anggota-anggota mereka jelas-jelas anti-Kristen dan nyata pro-komunis.
Pada tahun 1877, Loge ‘GrandOrient’menyatakan, “Tidak ada Tuhan selain
manusia.” Dengan beralasan bahwa itulah tuhan mereka, maka digantilah
huruf “G” dengan simbol yang sekarang akrab sebagai simbol Komunis
yakni palu dan arit (sabit). Hal ini untuk merepresentasikan kebanyakan
orang (disana), yaitu kaum proletar.
John Daniel menunjukkan bahwa
penggantian huruf “G” pada simbol Jangka dan Kompas yang semula oleh
Loge Perancis itu menjadi huruf “G” yang dibaca terbalik, merupakan
simbolisasi dari penolakan mereka terhadapTuhan (Allah). Adalah Albert
Pike yang menulis, dalam bukunya yang berjudul “Morals and Dogma”,
bahwa tidak ada orang atau wujud nyata yang disebut Setan (Setan) itu.
Pike menyatakan bahwa Setan semata-mata adalah sebuah kekuatan untuk
menentang Tuhan (Allah).”
Perhatikan logo-logo pada produk, institusi dan perusahaan berikut ini yang menggunakan simbol tangan atau palu tersebut:
Spandrel figure at First National Bank Building, Davenport, Iowa, USA (1923). Sculptured by the German-born Adolph Alexander Weinman
Mengapa Komunis ciptaan Freemasonry Yahudi ini memakai simbol tangan terkepal keatas, palu dan sabit?
Darimana asal-usulnya? Ternyata setelah diteliti, lagi-lagi mereka
mengadaptasi simbol-simbol tersebut dari berbagai kepercayaan pagan (berhala) dari Mesir, Babylonia, Persia, Yunani ataupun Nordik Kuno.
Simbol Tangan Terkepal Keatas
Dalam situs yang sama dijelaskan tentang simbol tangan terkepal keatas itu sebagai berikut:
“In all nations where Communist
politicians and insurgents operate, these evil men and women invariably
identify themselves by making the sign of the clenched fist. The
clenched fist represents the (rebellious) attitude of the people of
Babylon toward God…. Dr. Peter Ruckman, in his fascinating study of
things occulticly black and evil, mockingly titled Black is Beautiful,
comments about the raised, clenched fist:
You will find this ‘salute’ being
given by all members of the Communist Party in New York, in the 1920s
and by the (Stalinist) Abraham Lincoln Brigade, during the civil war in
Spain in the 1930s….. In the initiation for the Secret Monitor Degree of
the Lodge, the sign of the clenched fist is given in remarkably similar
fashion to the Communist salute, with one hand and arm.”

Artinya:
“Diberbagai negara dimana para
politisi komunis dan pemberontak itu beroperasi, laki-laki maupun wanita
yang jahat tersebut selalu mengidentifikasi diri mereka dengan membuat
tanda kepalan tinju (keatas). Simbol kepalan tinju (keatas) itu merupakan sikap pemberontakan kaum Babylonia terhadap Tuhan (Allah)…. Dr.
Peter Ruckman, dalam suatu penelitiannya yang menarik mengenai sihir
hitam yang jahat, yang diberinya judul yang sarkastik yakni “Hitam
adalah Keindahan”, memberikan komentar tentang simbol kepalan tangan
keatas sebagai berikut: “Anda akan menemukan gaya penghormatan ini
diberikan oleh seluruh anggota Partai Komunis di New York, pada tahun
1920 dan oleh Brigade Abraham Lincoln (pengikut Stalin), selama perang
sipil di Spanyol pada tahun 1930-an …..Dalam upacara inisiasi (Freemasonry) untuk memperoleh gelar the Secret Monitor Degree of the Lodge, tanda kepalan tinju (keatas) itu diberikan dalam gaya yang sangat mirip dengan gaya hormat Komunis, yakni dengan satu tangan dan lengan.”(sumber: bibliotecapleyades.net )
Simbol Palu
Lalu bagaimana dengan simbol Palu? Rupanya simbol Palu itu berasal dari kepercayaan mereka terhadap mitologi dewa Petir (Thor) dan dewa Mithras (Aeon/Chronos/Saturnus).
Dalam mitologi Nordik Kuno, Thor (dewa Petir) adalah dewa yang dijuluki “si janggut berambut merah” yang memiliki kekuatan yang hebat. Ia memiliki senjata yang berbentuk palu (godam) Mjolnir yang selalu digunakannya di tiap pertempuran. Dengan palu Mjolnir inilah Thor membuat petir. Lambang Mjolnir dipercaya bangsa Viking sebagai lambang perlindungan.
The Hammer of Thor (Palu dewa Thor)
Kemudian simbol Palu itu juga terdapat dalam patung berhala kuno dewa Mithras, yang dikenal juga dengan nama Aeon/Chronos/Zurvan/Phane/Ahriman/Saturnus dari
mitologi bangsa Persia, Romawi dan Yunani. Dewa
Mithras/Chronos/Aeon/Saturnus tersebut digambarkan sebagai pemuda
berkepala singa yang tubuhnya dililit sejumlah enam kali oleh seekor
ular. Ia memiliki 4 buah sayap yang melambangkan empat musim.
Masing-masing tangannya memegang kunci dan tongkat panjang yang
merupakan simbol otoritas/ kekuasaan. Petir terukir pada dadanya. Didekat kakinya terdapat palu
dan tang Vulcan, seekor ayam dan buah pinus serta tongkat Caduceus.
Dewa Mithras ini dipercayai sebagai dewa penguasa waktu, sehingga ia pun
seringkali pula digambarkan sedang berdiri diatas bola dunia.
Simbol Sabit (Arit)
Bagaimana dengan simbol sabit (arit)?
Gambar sabit tersebut berasal dari naskah kuno abad ke-15, yang menggambarkan dewa Saturnus memegang sabit yang merupakan simbol Kematian. Juga gambar sabit itu muncul pada kebudayaan pagan Mesir dimana dewa Osiris menggenggam sabit di tangannya, yang menunjukkan bahwa dewa Osiris (dalam kepercayaan mereka) adalah hakim bagi jiwa-jiwa yang mati.
The Sickle of Saturn (Sabit dewa Saturnus)
The Sickle of Osiris (Sabit dewa Osiris)
Komunis ciptaan Freemasonry Yahudi, kemudian menggabungkan seluruh elemen simbol palu, sabit (arit) dan bintang merah itu kedalam logo resmi mereka.
Demikianlah asal-muasal dari berbagai
simbol tangan terkepal keatas, palu dan arit yang melatarbelakangi
sejarah munculnya simbol Komunis. (sumber: bibliotecapleyades.net)
Perhatikanlah, betapa simbol Freemasonry tangan terkepal yang menggenggam palu tersebut ternyata terdapat pada tembok depan Museum Taman Prasasti – Jakarta.
Simbol Tangan & Palu (Arm & Hammer) khas Freemasonry di dinding Museum Taman Prasasti
Di tembok depan Museum Taman Prasasti tersebut juga dapat ditemui simbol Mata Horus (the all seeing eye) dan simbol penggaris jangka khas Freemasonry.
Simbol Mata Horus dan simbol Jangka-Kompas khas Freemasonry di dinding Museum Taman Prasasti
B) Simbol OUROBOROS
Makam Mayor Jendral J.H.R. Kohler dan simbol Bintang Daud-nya, di Museum Taman Prasasti – Jakarta
Di Museum Taman Prasasti ini terdapat makam Mayor Jendral J.H.R. Kohler (komandan tentara kolonial Belanda yang memimpin penyerangan ke Banda Aceh pada tahun 1873). Makamnya tampak bersimbolkan Bintang Daud, yakni suatu simbol bintang enam (hexagram) yang juga merupakan ciri khas organisasi Freemasonry Yahudi. Simbol Bintang Daud telah kita bahas dalam kajian lalu.
Pada makam J.H.R. Kohler tersebut terdapat pula suatu simbol yang menggambarkan seekor Ular yang memakan ekornya sendiri. Simbol itu disebut “Ouroboros”, yang diadopsi Freemasonry dari paganisme Mesir.
Apakah Ouroboros itu?
J.C. Cooper dalam buku “Encyclopedia of Traditional Symbols” (terbitan tahun 1978), pada halaman 123-124 menjelaskan sebagai berikut:
“Ouroboros: Depicted as a serpent or dragon biting its own tail. “My end is my beginning”.
It symbolizes the undifferentiated; the Totality; primordial unity;
self-sufficiency. It begets, weds, impregnates, and slays itself. It is
the cycle of disintegration and reintegration, power that eternally
consumes and renews itself; the eternal cycle; cyclic time; spatial
infinity; truth and cognition in one; the united primordial parents; the
Androgyne; the primaeval waters; darkness before creation; the
restriction of the universe in the chaos of the waters before the coming
of light; the potential before actualization. In funerary art,
Ouroboros represents immortality, eternity and wisdom. In Orphic
cosmology it encircles the Cosmic Egg. The Alpha and Omega are often
depicted with the Ouroboros. Alchemy: The latent power of nature;
unformed materia; the opus circulare of chemical substances in the
hermetic vessel. Buddhist: Wheel of samsara. Egyptian: The circle of the
universe; the path of the sun god. Greek: “All is one”. “The All was
from the beginning like an egg, with the serpent as the tight band or
circle round it” (Epicurus). Hindu: Wheel of samsara. As latent energy
Ouroboros shares the symbolism of kundalini. Sumero-Semitic: The All One.”
Artinya:
“Ouroboros: Digambarkan sebagai seekor ular atau naga menggigit ekornya sendiri.
“Akhirku adalah awalku”. Itu adalah perlambang yang tidak terbedakan,
totalitas, kesatuan primordial, swa-sembada. Ia melahirkan, menikahi,
membuahi (menghamili), dan membunuh dirinya sendiri. Itulah siklus
disintegrasi dan re-integrasi, kekuasaan yang secara abadi mengkonsumsi
dan memperbaharui dirinya sendiri. Siklus abadi, perputaran waktu,
simbol ∞ tak terhingga, kebenaran dan kesadaran dalam satu kesatuan,
kesatuan primordial orangtua, Androgin; awal mula perairan, kegelapan
sebelum penciptaan; kekacauan air dalam pembatasan alam semesta sebelum
datangnya cahaya, potensi sebelum aktualisasi. Dalam seni penguburan, Ouroboros mewakili keabadian. Keabadian dan kebijaksanaan. Dalam kosmologi gaib, Ouroboros mengelilingi Telur Kosmik. Alfa dan Omega sering digambarkan dengan simbol Ouroboros.
Dalam Alkimia: perlambang kekuatan laten alam, material yang berbentuk,
sedangkan dalam biduk Hermetis adalah sebagai lingkaran karya zat
kimia. Dalam (kepercayaan) Buddha: sebagai Roda Samsara. Dalam (kepercayaan) Mesir: sebagai Lingkaran alam semesta, jalan menuju sang Dewa Matahari. Dalam (kepercayaan) Yunani: sebagai simbol “Semuanya adalah satu” (The all is one). Semua/keseluruhan (“The All”) digambarkan seperti awal mula penciptaan laksana telur, dengan ular yang mengitarinya sebagai pengikatnya” (Epicurus). Dalam (kepercayaan) Hindu: sebagai Roda Samsara. Ouroboros sebagai energi abadi yang berbagi simbolisme dengan Kundalini. Dalam (kepercayaan) Sumero-Semit: simbol “Semua Satu” (The One All).”
Jadi Ouroboros itu adalah simbol keabadian yang muncul dalam berbagai kepercayaan paganisme, dimana ia melambangkan suatu siklus perputaran “Kehidupan setelah Kematian” atau “Penciptaan setelah Kehancuran”.
Kemudian dalam suatu situs Barat
berikut, akan dijelaskan mengapa simbol Ular itu yang dipilih untuk
digunakan oleh kelompok-kelompok penyembah Iblis dan pengguna sihir/okultisme, seperti antara lain kelompok Freemasonry :
The Illuminati and their
subordinates, the Masons, honor the Deity of countless names. Yes, one
of those names is Osiris, with his son Horus. But the Illuminated Deity
is a concealed god who hides his true identity in a multitude of
disguises and subterfuges. He is called “The Sun”, the“Central
Sun”, “Hiram Abiff”, the one with the “Ineffable Name”, “Ein Soph”,
the “Great Architect of the
Universe”, “Abaddon”, “Mahabone”, and “Jahbuhlun”. Ostensibly the
Illuminati worship a pantheon, a multiplicity of gods. But, not so.
These are all fronts for elite worship of Lucifer. He is their true god,
the God of Light.
In all their Masonic writings, the
most revered of Masonic scholars - Manly P. Hall, Albert Mackey, Albert
Pike, etc. - claim that the Masonic rituals and teachings come from the
“mysteries” of ancient Babylonians, Egyptians, Greeks, Persians, and
others. Thus we glean understanding when we read, in Earth’s Earliest
Ages, this statement by G. Pember: “There is little doubt that the culmination of the mysteries was the worship of Satan himself.”
Illuminist and Masonic theology is solidly based on the “Jewish Cabala” (Kaballa
or Quaballah). Indeed, almost all occult and magical belief systems
are founded on the principles and teachings of the Jewish Cabala. In her
most famous book, “The Secret Doctrine”, Blavatsky praised Satan
as the teacher of humanity. He is to be thanked, Blavatsky says, for
setting men on the path to divinity and liberty. It is, she emphasizes,
the Cabala that “unveils the secret.” To what secret is she referring?
Blavatsky flatly states the core
doctrine of the mysteries, of occultism, of Illuminism as follows: “The
Great Serpent of the Garden of Eden and the Lord God are identical. ” (Helena P. Blavatsky,The Secret Doctrine, (Covina, CA: Theosophical University Press, 1947, 4th ed.) in Marrs p. 269.)
Artinya:
“Texe Marrs dalam bukunya yang berjudul “Codex Magica” pada halaman 268-269 menjelaskan bahwa:
“(Kelompok) Illuminati dan cabang mereka, (kelompok)
Mason, menyembah Dewa yang namanya tak terhitung jumlahnya. Ya, salah
satu dari nama itu adalah Osiris, dengan anaknya (dewa) Horus.
Tetapi (sesungguhnya) Dewa-nya Illuminati adalah Tuhan yang tersembunyi
jati dirinya dalam berbagai penyamaran dan dalih. Dia disebut juga Dewa Matahari (The Sun), Dewa “Pusat Matahari” (The Central Sun) ,“Hiram Abiff”, “Sang pemilik nama yang tak terkatakan (tak terlukiskan)”, “Ein Soph”, “Arsitek Agung Alam Semesta”, “Abaddon”, “Mahabone”, dan “Jahbuhlun”. (Kelompok) Illuminati tampaknya menyembah banyak dewa. Tetapi sesungguhnya tidak demikian. Pada hakekatnya mereka itu menyembah Lucifer (– Iblis –). Itulah dewa sejati mereka,sang Tuhan Cahaya.
Dari seluruh hasil karya tulis Mason, maka para penulis Mason yang paling terkemuka yakni Manly P.Hall, Albert Mackey, Albert Pike, dan
lain-lain; mereka mengklaim bahwa ritual Masonik dan ajarannya itu
adalah berasal dari “misteri” kaum Babilonia Kuno, Mesir, Yunani,
Persia, dan sebagainya. Dengan demikian ketika membaca “Earth’s Earliest Ages”sampailah kita pada pemahaman yang berasal dari perkataan G.Pember sebagai berikut: “Ada suatu kecurigaan bahwa puncak dari seluruh misteri ini sesungguhnya adalah penyembahan terhadap sang Iblis (Setan) itu sendiri”.
Teologi kelompok Illuminati dan kelompok Mason secara kokoh adalah berdasarkan pada Kabbala Yahudi (Kaballa atau Quaballah). Memang, hampir semua sistem kepercayaan okultisme dan sihir adalah berdasar pada prinsip-prinsip dan ajaran Kabbala Yahudi.
Blavatsky dalam bukunya yang paling terkenal, The Secret Doctrine, memuji Setan (Iblis) sebagai guru kemanusiaan. Blavatsky menyatakan bahwa Iblis (Setan) itu hendaknya diberi ucapan terimakasih, karena
telah menunjukkan manusia menuju jalan keilahian
dan kebebasan. Blavatsky menekankan bahwa Kabbala itulah yang membuka
“rahasia” tersebut. Rahasia apa yang dimaksud Blavatsky?
Blavatsky dengan tegas menyatakan bahwa doktrin inti dari misteri, okultisme (sihir)dari kelompok Illuminati adalah: “Bahwa Sang Ular Besar dari Taman Surga (Eden) dan Tuhan Tertinggi itu adalah sama” (Helena P. Blavatsky, The Secret Doctrine, (Covina, CA: Theosophical University Press, 1947, 4th ed.) in Marrs p. 269.) (sumber: bibliotecapleyades.net )
Itulah sebabnya mengapa Ular menjadi simbol yang diletakkan di puncak kepala Horus, sebagaimana menjelaskan pula mengapa simbol Ular selalu dipakai oleh kaum penyembah Setan/Iblis (kaum Luciferian), kelompok Theosofi, dan kelompok Freemason, dan Ular itu pun menjadi simbol bagi para Fir’aun.
The
eye of the sun, the eye of Ra became also known as the uraeus snake
(the cobra). Associated symbol of Ra, a Snake circling the Sun.
Kita, kaum Muslimin, tentunya ingat akan firman Allah سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqarah 2: 35 ketika Allah سبحانه وتعالى melarang Nabi Adam عليه السلام untuk memakan buah pohon khuldi namun
Setan (yang muncul dalam bentuk ular) lah yang kemudian berusaha menipu
Nabi Adam عليه السلام dan Hawa sehingga kemudian melanggar larangan
Allah سبحانه وتعالى tersebut sebagaimana hal ini dijelaskan dalam QS. Thaahaa 20:120-121
QS. Al Baqarah 2:35
وَقُلْنَا
يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا
حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ
الظَّالِمِينَ
Artinya:
“Dan Kami berfirman: “Hai
Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah
makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang dzalim.”
QS. Thaahaa 20:120-121:
فَوَسْوَسَ
إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ
الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَّا يَبْلَى ﴿١٢٠﴾ فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا
سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ الْجَنَّةِ
وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى ﴿١٢١﴾
Artinya:
“Kemudian Setan membisikkan
pikiran jahat kepadanya, dengan berkata:“Hai Adam, maukah kutunjukkan
kepadamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” Maka keduanya
memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya
aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang
ada di) Surga, dan durhakalah Adam kepada Rabb-nya dan sesatlah ia.”
Nah, Setan (Lucifer) yang digambarkan dalam ayat Al Qur’an ini lah yang disembah dan menjadi Tuhan-nya Freemasonry dan Dewa Tertinggi-nya kaum penyembah Iblis dan pengguna sihir/okultisme. Lalu perhatikan bahwa konsep Ouroboros
ini diadaptasi (baik secara sadar/sengaja ataupun secara tidak
sadar/tidak sengaja/sekedar ikut-ikutan) dalam logo berbagai perusahaan
yang tidak asing bagi kita, juga muncul dalam berbagai produk industri
musik dan film, bahkan simbol “Ouroboros mengitari seluruh dunia” digunakan sebagai illustrasi pada buku berjudul “Rencana Global Zionis Mason dan Illuminati” terbitan Yunani sebagai berikut :
Perhatikan betapa simbol Ouroboros
ini terlihat pada makam Mayor Jendral Belanda J.H.R. Kohler di Museum
Taman Prasasti – Tanah Abang :
Simbol Ouroboros pada makam Mayor Jendral J.H.R. Kohler di Museum Taman Prasasti
Sebuah makam lain yang juga bersimbol Ouroboros di Museum Taman Prasasti
C) Simbol “X” dan simbol Tengkorak Tulang (the Skull and Bones)
Simbol Tengkorak dan Tulang (the Skull and Bones) telah kita bahas dalam kajian lalu. Simbol yang di masyarakat dikenal sebagai tanda “Bahaya (Danger)” dan “Ber-racun (Poison)” pada label obat-obatan itu, sesungguhnya adalah berasal dari kepercayaan Paganisme yang digunakan oleh para penyihir (okultis) untuk memperoleh kekuatan spiritual. Juga merupakan simbol “Kehidupan yang abadi”, yang kerap dipakai oleh Freemasonry.
Sebagai tambahan yang perlu kita bahas disini adalah mengapa peletakan Tulang dibawah Tengkorak itu membentuk huruf “X”?
Dalam situs Barat www.whale dijelaskan tentang “X” tersebut sebagai berikut:
“An X is an ancient symbol
for change or transformation… long associated in medieval and
renaissance art with the coming of the Messiah who shall make all things
new.” – (Jim Tresner, 33°, the Scottish Rite Journal)
“The Illuminist/Masonic meaning of the X is simply this: It is the sign of Osiris, the great (Egyptian) sun God…” — (Texe Marrs, the Dark Majesty)
The sign, or letter X, has a
long history of use in the Ancient Mystery Religions, in apostate
Judaism, in Freemasonry, and in the occult. The Illuminati elite use it
to this day to symbolize key phenomena and mark significant events.
The mysterious letter X seems to
take on a wide and varied life of its own, with or without the secret
aid of the elite sponsorship. Mark Euston, of the Christian Intelligence
Resource Network, in a letter to the author, detailed some of the many
examples of the use of the letter X. For example, the well-known science
fiction TV show, The X Files.
Pornographic movies are rated X and
the more sensational movies in the raw flesh category are touted as XXX,
or triple X. Euston noted that we have the Microsoft Corporation
creation of X-box, the movie X-Men, off-brand products are called “Brand
X,” and of course, there is the U.S. terrorist prison camp, Camp X-Ray
at Guantanamo, Cuba. Today’s youth have been called Generation X, and a
lot of folks are concerned about a planet, or star, reported to be
speeding toward us called Planet X that has occult significance.”
Artinya:
“X adalah suatu simbol kuno untuk (melambangkan) perubahan atau transformasi… sudah
lama dikaitkan dengan seni renaisans pada abad pertengahan
dengan kedatangan Mesias (– maksudnya: Al Masih Ad Dajjal –pent.)
yang akan menjadikan segala sesuatunya menjadi baru.” — (Jim Tresner, 33 °,the Scottish Rite Journal).
“Secara sederhana makna X bagi kaum Illuminati dan Mason adalah: Inilah tanda Osiris, Dewa Matahari (dewa tertinggi bangsa Mesir)…” — (Texe Marrs, the Dark Majesty)
Tanda atau huruf X, memiliki sejarah panjang digunakan dalam paganisme kuno, seperti Yudaisme, atau dalam Freemasonry, dan para penganut okultisme. Para petinggi Illuminati menggunakannya sampai dengan hari ini untuk melambangkan fenomena penting dan menandai peristiwa-peristiwa tertentu.
Huruf X yang
misterius itu tampaknya memiliki keberadaan yang luas dan beragam,
dengan ataupun tanpa bantuan rahasia dari para petinggi (Illuminati).
Mark Euston, dari the Christian Intelligence Resource Network, dalam
sebuah suratnya kepada penulis (situs ini), memberikan rincian
terhadap beberapa dari banyak contoh penggunaan huruf X. Sebagai
contoh adalah film fiksi TV yang sangat terkenal yaitu: The X Files.
Film porno pun diberi kategori X dan
film-film yang lebih sensasional lagi dalam kategori menampakkan tubuh
secara mentah-mentah akan diberi kategori sebagai XXX, atau triple X.
Euston mencatat bahwa kita memiliki perusahaan Microsoft dengan kreasi “X-box”-nya,
film X-Men, produk-produk dengan “merk (brand) X”, dan tentu saja, ada
penjara Amerika Serikat untuk teroris, “Camp X-Ray” di Guantanamo, Kuba.
Para pemuda pada hari ini telah disebut sebagai Generasi X, dan banyak
orang yang prihatin terhadap sebuah planet ataupun bintang yang bergerak
cepat kearah kita, disebut sebagai Planet X yang memiliki makna yang
ghaib. “(sumber: whale.to)
Kemudian dijelaskan kembali dalam situs tersebut, sebagai berikut:
“Nimrod, who was born on December 25th, the High Sabbath of Babylon, was the founder of Babylon and the city of Nineveh. In
the history of mankind, Nimrod stands unequalled for his symbolism of
evil and Satanic practices. He is credited for having founded
Freemasonry and for building the legendary Tower of Babel, in defiance
of God’s will. In talmudic literature, he is noted as “he who made all
the people rebel against God.” Pes. 94b. The legend of the Midrash
recounts that when Nimrod was informed of Abraham’s birth, he ordered
all the male children killed, to be certain of eliminating him. Abraham
was hidden in a cave, but in latter life he was discovered by Nimrod,
who then ordered him to worship fire. Abraham refused and was thrown
into the fire.
The legendary symbol for Nimrod is “X”.
The use of this symbol always denotes witchcraft. When “X” is used as a
shortened form meaning Christmas, it actually means “to celebrate the
feast of Nimrod”. A double X, which has always meant to double-cross or
betray, in its fundamental meaning indicates one’s betrayal into the
hands of Satan. When American corporations use the “X” in their logo,
such as “Exxon”, the historic Rockefeller firm of Standard Oil of New
Jersey, there can be little doubt of this hidden meaning.”
Artinya:
“Namrud, yang dilahirkan pada tanggal 25 Desember (hari Sabbat tertinggi dari kaum Babylonia), adalah pendiri Babylonia dan kota Niniveh. Dalam sejarah ummat manusia, Namrud tiada bandingnya sebagai simbol kejahatan dan praktek penyembahan Setan. Dia dinyatakan sebagai pendiri Freemasonry serta pembangun menara Babylon yang legendaris, yang menyimpang dari kehendak Allah. Dalam literatur Talmud, ia tercatat sebagai: “dia yang membuat semua orang memberontak melawan Allah”
(Pes. 94B). Dalam legenda Midrash diceritakan bahwa ketika Namrud
diberi kabar tentang kelahiran Nabi Ibrahim, maka ia memerintahkan semua
anak laki-laki untuk dibunuh, untuk memastikan musnahnya Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim bersembunyi disebuah gua, tetapi dalam kehidupannya kelak
ia bertemu dengan Namrud, yang kemudian memerintahkannya untuk menyembah
api. Nabi Ibrahim menolak sehingga ia dilemparkan ke dalam api.
Simbol legendaris untuk Namrud adalah “X”. Penggunaan simbol ini selalu menunjukkan sihir. Ketika “X” digunakan sebagai singkatan dari Christmas (X-mas), sebenarnya maknanya adalah “untuk merayakan hari kelahiran Namrud”. Simbol dobel X, selalu diartikan sebagai “Pengkhianatan”, dalam arti yang sesungguhnya adalah untuk menunjukkan pengkhianatan seseorang kedalam genggaman Setan.
Ketika perusahaan-perusahaan Amerika menggunakan tanda “X” di logo
mereka, seperti “Exxon”, perusahaan minyak Rockefeller yang bersejarah
di New Jersey, maka ada kecurigaan bahwa ada makna tersembunyi dibalik
logo tersebut.”

Simbol X di dada patung raja Namrud pada paganisme Babylonia Kuno
Allah سبحانه وتعالى menjelaskan kepada kita, kaum Muslimin, tentang peristiwa Nabi Ibrahim عليه السلام dan Raja Namrud didalam Al Qur’an Surat Al Anbiyaa’ 21:52-70. Dan Allah سبحانه وتعالى lah yang menyelamatkan Nabi Ibrahim عليه السلام dengan memadamkan api yang membakarnya itu:
إِذْ
قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنتُمْ
لَهَا عَاكِفُونَ ﴿٥٢﴾ قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءنَا لَهَا عَابِدِينَ ﴿٥٣﴾
قَالَ لَقَدْ كُنتُمْ أَنتُمْ وَآبَاؤُكُمْ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ ﴿٥٤﴾
قَالُوا أَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ أَمْ أَنتَ مِنَ اللَّاعِبِينَ ﴿٥٥﴾ قَالَ
بَل رَّبُّكُمْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنَّ
وَأَنَا عَلَى ذَلِكُم مِّنَ الشَّاهِدِينَ ﴿٥٦﴾ وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ
أَصْنَامَكُم بَعْدَ أَن تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ ﴿٥٧﴾ فَجَعَلَهُمْ جُذَاذاً
إِلَّا كَبِيراً لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ ﴿٥٨﴾ قَالُوا
مَن فَعَلَ هَذَا بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ ﴿٥٩﴾ قَالُوا
سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ ﴿٦٠﴾ قَالُوا
فَأْتُوا بِهِ عَلَى أَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ ﴿٦١﴾
قَالُوا أَأَنتَ فَعَلْتَ هَذَا بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ ﴿٦٢﴾ قَالَ
بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا فَاسْأَلُوهُمْ إِن كَانُوا يَنطِقُونَ
﴿٦٣﴾ فَرَجَعُوا إِلَى أَنفُسِهِمْ فَقَالُوا إِنَّكُمْ أَنتُمُ
الظَّالِمُونَ ﴿٦٤﴾ ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى رُؤُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا
هَؤُلَاء يَنطِقُونَ ﴿٦٥﴾ قَالَ أَفَتَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ مَا لَا
يَنفَعُكُمْ شَيْئاً وَلَا يَضُرُّكُمْ ﴿٦٦﴾ أُفٍّ لَّكُمْ وَلِمَا
تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ أَفَلَا تَعْقِلُونَ ﴿٦٧﴾ قَالُوا
حَرِّقُوهُ وَانصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِن كُنتُمْ فَاعِلِينَ ﴿٦٨﴾ قُلْنَا
يَا نَارُ كُونِي بَرْداً وَسَلَاماً عَلَى إِبْرَاهِيمَ ﴿٦٩﴾ وَأَرَادُوا
بِهِ كَيْداً فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ ﴿٧٠﴾
Artinya:
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?” Mereka menjawab: “Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya”. Ibrahim berkata: “Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata”. Mereka menjawab: “Apakah kamu datang kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang yang bermain-main?” Ibrahim
berkata: “Sebenarnya Tuhan kamu ialah Rabb langit dan bumi yang telah
menciptakannya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti
atas yang demikian itu”. Demi Allah, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. Maka
Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali
yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali
(untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: “Siapakah
yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, sesungguhnya dia
termasuk orang-orang yang dzalim”. Mereka berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim”. Mereka berkata: “(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan”. Mereka bertanya: “Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?” Ibrahim
menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka
tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”. Maka
mereka telah kembali kepada kesadaran mereka dan lalu berkata:
“Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri
sendiri)”, kemudian kepala mereka jadi tertunduk (lalu
berkata): “Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa
berhala-berhala itu tidak dapat berbicara”. Ibrahim
berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang
tidak dapat memberi manfa`at sedikitpun dan tidak (pula) memberi
mudharat kepada kamu?” Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami? Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”. Kami (Allah) berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.
Demikianlah, betapa Raja Namrud dan
kaumnya para penyembah berhala itu tidak bisa melawan kekuasaan Allah
سبحانه وتعالى yang memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim عليه
السلام. Hendaknya hal ini menjadi pelajaran bagi kaum Muslimin, bahwa
betapa pun makar para pengikut Namrud masih terus berlangsung bahkan
hingga zaman sekarang, namun apabila kaum Muslimin benar-benar beriman
pada Allah سبحانه وتعالى, maka niscaya Allah سبحانه وتعالى lah
sebaik-baik Penolong dan sebaik-baik Pelindung bagi dirinya.
Simbol “X” juga muncul dalam paganisme Mesir, dimana pose tangan mummi Fir’aun membentuk simbol “X” tersebut :
Osiride
pillar of Pharaoh Sesostris I, 12th Dynasty (1971-1926 BCE).From one of
the chapels of the sacred precinct of the God Amun in Karnak.
Left: The mummy of Rameses the Great (1279-1213 B.C.)
Perhatikan penggunaan simbol “X” ini
secara meluas pada berbagai produk industri musik, film, pada logo-logo
perusahaan, juga sebagai simbol dari kelompok rasisme di Amerika yakni
Ku Klux Klan. Tidak ketinggalan tentunya adalah “X” pada simbol
Tengkorak dan Tulang (the Skull and Bones) yang terdapat di sebuah makam pada Museum Taman Prasasti – Jakarta.
(*) Catatan: untuk keperluan pembuktian fakta dokumentasi, maka bagian wajah pada foto ini tidak disamarkan.
Simbol “X” dan “Tengkorak dan Tulang” (the Skull and Bones) di salah satu makam di Museum Taman Prasasti, Tanah Abang – Jakarta
I.6. BUNDARAN HOTEL INDONESIA (BUNDARAN HI)
Mata Satu (The all seeing eye) melambangkan bahwa pengendalian dunia di bawah pengawasan mata Setan / Lucifer (the eye of Lucifer)
atau mata dewa orang Mesir Kuno yang merupakan tuhan mereka yang selalu
mereka kunjungi di sela-sela pertemuan rahasia yang diadakan para
penganut Masuniyyah (Freemasonry).
Perhatikan betapa Bundaran Hotel Indonesia (yang fotonya diambil dari Google Earth) ini mengadopsi simbol Mata Satu (the all seeing eye) tersebut.
I.7. GEDUNG BANK INDONESIA
Adapun di gedung Bank Indonesia, terdapat berbagai simbol Freemasonry sebagai berikut:
1) Bentuk pintu gerbang masuk plaza upacara gedung Bank Indonesia – Jakarta (dari arah pintu masuk Kebon Sirih) adalah mirip dengan Arc de Triomphe yang merupakan salah satu karya Freemason di Paris. Perhatikan kemiripan diantara keduanya.
2) Tiang-tiang dengan bola diatasnya tampak mengelilingi air mancur di gedung Bank Indonesia – Jakarta. Bentuk pilar dengan bola dunia diatasnya itu adalah khas pilarJachin dan Boaz-nya Freemasonry. Bukankah terdapat kemiripan diantara keduanya?
Juga mosaik lantai air mancur gedung
Bank Indonesia – Jakarta, yang membentuk bintang bersudut dua belas (12
pointed star), adalah serupa dengan mosaik lantai sisi dalam markas para
Freemason Scottish Rite.
Capture video dari National Geographic: Freemasons on Trial
Capture video diatas menggambarkan sisi dalam markas para Freemason Scottish Rite. Perhatikan motif bintang bersudut 12 yang memiliki kesamaan dengan plaza air mancur Bank Indonesia.
Angka 12 ini memang termasuk angka yang disukai para Mason, karena angka 12 melambangkan kesempurnaan. Angka 12 itu juga ditemukan di monumen Illuminati (Mason) di Paris, yaitu Arc de Triomphe. Arc de Triomphe ini menjadi pusat dari 12 jalan di sekelilingnya.
Arc de Triomphe – Paris, menjadi pusat dari 12 jalan di sekelilingnya
3) Di tengah plaza upacara Bank
Indonesia Jakarta itu terdapat tiang bendera yang dikelilingi lingkaran
dengan 8 jalan setapak yang membentuk pola bintang berujung 8 (the 8 pointed star). Dalam dunia okultisme (sihir), bintang bersudut 8 (the 8 pointed star) dikenal sebagai the star of chaos (bintang lambang kekacauan).
Hal ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam situs Barat sendiri, dimana dikatakan sebagai berikut:
“The Symbol of Chaos originates from Michael Moorcock‘s Eternal Champion
stories. In them, the Symbol of Chaos comprises eight arrows in a
radial pattern. In contrast, the symbol of Law is a single upright
arrow. It is also called the Arms of Chaos, the Arrows of Chaos, the
Chaos Star, the Chaos Cross, or the Symbol of Eight.”
Artinya:
“Simbol ‘Kekacauan’ adalah berasal
dari cerita “Eternal Champion (sang Juara Abadi)” karya Michael
Moorcock. Didalam cerita tersebut, simbol
‘Kekacauan’ ini adalah terdiri dari delapan anak panah dalam pola
radial. Sebaliknya, simbol ‘Hukum/ Keteraturan’ adalah dilambangkan
dengan sebuah anak panah yang mengarah keatas. Simbol
‘Kekacauan’ disebut juga sebagai the Arms of Chaos (Tangan-Tangan
Kekacauan), the Arrows of Chaos (Panah-Panah Kekacauan), the Chaos Star
(Bintang lambang Kekacauan), the Chaos Cross (Palang lambang
Kekacauan), ataupun the Symbol of Eight (Simbol Delapan).”(sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Symbol_of_Chaos)
Bukankah hal ini mengingatkan kita akan
Hadits Riwayat Al Imaam Ahmad bin Hanbal no: 4142 dan Syaikh Syu’aib Al
Arnaauth mengatakan bahwa Hadits ini sanadnya Hasan, dari Shahabat ‘Abdullaah bin Mas’uud رضي الله عنه, dimana beliau berkata:
خط
لنا رسول الله صلى الله عليه و سلم خطا ثم قال هذا سبيل الله ثم خط خطوطا
عن يمينه وعن شماله ثم قال هذه سبل قال يزيد متفرقة على كل سبيل منها شيطان
يدعو إليه ثم قرأ { إن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق
بكم عن سبيله الأنعام : 153}
Artinya:
“Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggariskan pada kami 1 garisan, kemudian bersabda: “Ini adalah jalan Allah سبحانه وتعالى, kemudian
beliau menggariskan beberapa garisan (coretan) kearah kanannya dan
kearah kirinya, kemudian bersabda, “Ini adalah jalan yang
bercerai-berai. Setiap jalan darinya terdapat Setan yang menyeru manusia
padanya. Kemudian beliau صلى الله عليه وسلم membaca “Sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus. Maka ikutilah dia. Dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang banyak), sehingga kalian akan bercerai-berai dari jalan-Nya (QS. al-An’aam 6:153) .”
Jadi Jalan Allah سبحانه وتعالى itu semestinya hanya digambarkan dengan 1 garis saja, sementara “Jalan yang Sesat” adalah digambarkan dengan banyak garis.
Kemudian dalam situs lain dijelaskan sebagai berikut:
“The eight points of the star can be seen as representing eight branches of magick:
pure magick, thinking magick, love magick, sex magick, war magick,
death magick, wealth magick and ego magick. The chaos star possibly has
some historical link with the star of Ishtar. Compare this, ‘Swiftness’ from Aleister Crowley‘s Taro deck…”
Artinya:
“Bintang bersudut 8 adalah sebagai perlambang bagi 8 jenis sihir: sihir murni, sihir pikiran, sihir cinta, sihir sex, sihir perang, sihir kematian, sihir kekayaan dan sihir ego. Bintang Kekacauan kemungkinan berkaitan sejarah dengan Bintang Ishtar. Bandingkan dengan Kartu Tarot “Swiftness” dari Aleister Crowley…”(sumber: theultimatecomment.com)
Bintang bersudut 8 yang digambarkan dalam bentuk-bentuk anak panah tersebut dapat ditemui pada kartu Tarot “Swiftness” dari penyihir Inggris yang terkenal bernama Aleister Crowley (lahir tahun 1875, dan mati tahun 1947). Atau pada berbagai permainan dan musik bernuansa sihir/okultisme modern seperti: Warhammer dan group musik aliran metal dari Inggris yakni Bolt Thrower. Sedangkan Bintang bersudut 8 (yang tidak dalam bentuk-bentuk anak panah) adalah terdapat pada kartu Tarot Trump XVII “The Star”, juga tampak diadaptasi dalam film “A Space Oddysey” karya Stanley Kubricks.
Left:
The symbol of Chaos appears on Aleister Crowley’s tarot set on the card
8 of Wands (Swiftness). Right: The Star Tarot Card – Trump XVII
Stanley Kubricks Octagonal Stargate in 2001: A Space Oddysey
Dalam sejarahnya bintang bersudut 8 tersebut adalah berkaitan dengan the Star of Ishtar yang berasal dari Paganisme Babylonia
dan Assyria. Ishtar, menurut kepercayaan mereka adalah Dewi Perang
Babylonia. Dia dikenal pula sebagai Dewi Nafsu/ birahi – perang dan
prostitusi, serta dikenal pula sebagai Dewi Venus.
The symbols of Shamash (the sun), Sin
(the moon) and Ishtar (star). Ishtar, the Babylonian-Assyrian warrior
goddess. She is known as the Babylonian goddess of passion-war-
prostitution, the Babylonian versionofInanna, and later identified with
goddess Venus.(sumber: mythologyversusreligion.ning.com)
References to Venus as early as 3000 BC are known from evidence at Uruk, an important early Sumerian city in southern Iraq. Inanna is Venus, known later as Ishtar, and the Uruk tablets specify her celestial identity with the symbol for “star”: an eight-pointed star. (sumber: doormann.tripod.com)
Nah sekarang perhatikan berikut ini:
Saint Peter Square, Vatican (from Google Earth) juga membentuk the star of chaos
Bentuk yang mirip dengan plaza upacara Bank Indonesia ini dapat ditemukan di Lapangan Santo Petrus (Saint Peter Square) di depan Basilika Santo Petrus, Vatikan.
Di tengah-tengah kedua lapangan (plaza upacara Bank Indonesia maupun di
lapangan Saint Peter) sama-sama terdapat pilar. Di Vatikan pilarnya
adalah berupa obelisk sedangkan di Bank Indonesia berupa tiang bendera yang bentuknya mirip dengan pilar Jachin & Boaz (karena di ujung tiangnya terdapat bola).(sumber: debatno1.blogspot.com, fabfourdozen.proboards.com)
4) Sedangkan pintu gerbang Bank Indonesia di Medan, dibangun dengan gaya khas bangunan Freemasonry dengan pilar Jachin & Boaz-nya.
(Sumber foto: picyou.com, freemasoninformation.com)
Demikianlah berbagai bangunan, baik yang merupakan peninggalan langsung dari Freemasonry ataupun bangunan yang bergaya khas Freemasonry yang tersebar diseluruh Nusantara ini, merupakan bukti nyata keberadaan mereka di Indonesia.
Berikutnya adalah akan kita bahas kaitan antara Freemasonry Yahudi dengan sejarah Republik Indonesia . . . . . bersambung